Campur Baur Pria dan Wanita

Oleh: Asy Syaikh Yahya bin Ali Al Hajuri

Jawaban Terhadap Syubhat yang Dilontarkan oleh Para Mahasiswa yang Belajar Di Tempat Kuliah Ikhtilathiyah

Soal :
Di tempat kami ada sebagian salafiyyin yang telah mengenal dakwah Salafiyyah setahun atau dua tahun atau bahkan lebih. Bersamaan dengan itu mereka masih terus belajar di bangku perkuliahan ikhtilathiyah dan memakain pantaloon dan berkata, “Ini termasuk dalam bab mengambil bahaya yang paling ringan dari dua jenis amalan yang berbahaya.” Dari sisi bahwasanya meninggalkan kuliah tersebut merupakan sebab kedurhakaan kepada orang tua. Dan telah diketahui bersama bahwasanya memakai pantaloon itu lebih ringan bahayanya dari pada durhaka kepada orang tua. Demikian pula belajar di tempat itu. Pertanyaannya, bagaimanakah kebenaran dari ucapan itu? Semoga Allah membalas Asy Syaikh dengan kebaikan.

Jawab :
Ucapan ini tidak benar. Bahwasanya mereka belajar di bangku perkuliahan ikhtilathiyah memakai pakaian orang kafir dan berkata, “Ta’atilah orang tua kalian!” Ini tidak benar.

Nabi shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam berkata:

«لا طاعة لمخلوق في معصية الخالق»

“Tiada ketaatan kepada makhluk dalam kedurhakaan kepada Allah.” (HR Bukhari 7145 dan Muslim 1840 dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu)

Juga beliau shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam berkata :

«إنما الطاعة في المعروف»

“Ketaatan hanyalah di dalam perkara yang ma’ruf.” (Hadits Jabir riwayat Muslim)

Dan Allah berfirman :

﴿وَإِنْ جَاهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُون﴾ [العنكبوت:8]

“Dan apabila keduanya memaksamu untuk berbuat syirik kepadaKu, yang engkau tidak punya ilmu tentangnya, maka janganlah engkau taati keduanya dan tetaplah engkau pergauli keduanya di dunia dengan baik. Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu. Kemudian hanya kepadaKulah tempat kembali kalian. Lalu akan Aku beritakan tentang apa yang telah kalian lakukan.” (Luqman 15)

Maka perkara yang wajib dikerjakan oleh para orang tua dan para anak dan seluruh masyarakat adalah memperhatikan dan mementingkan ketaatan kepada Allah Ta’ala. Adapun barangsiapa yang memerintahkan untuk berbuat maksiat, tidak boleh ditaati siapa pun dia. Maka istihsan semacam ini merupakan kehinaan. Jauhilah oleh kalian istihsanaat semacam ini dan juga jauhilah kemaksiatan-kemaksiatan yang bernaung di bawah alasan-alasan seperti ini. Jauhilah!

Allah berfirman :

﴿وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجاً﴾ [الطلاق: 2]

“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah Dia akan menjadikan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tak terduga. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah maka Allah akan mencukupkan kebutuhannya.” (Ath Tholaq:2-3)

Ucapan yang mereka katakan itu tidak benar.

(Al As’ilah Al Indonisiah, 2 ramadhon 1424 H)
thullabul-ilmiy.or.id